Bagaimana kita ingin dilihat oleh orang lain? Sosok seperti apakah yang ingin ditampilkan, tanpa menjadi orang lain? Bila kita ingin dilihat sebagai Pemimpin, apakah kita harus menjadi orang lain? Atau bahkan haruskah kita menjaga jarak? Bagaimana pemimpin harus memiliki 'kehadiran eksekutif' (executive presence) mereka untuk bisnis baru mereka?
Pemimpin pada bisnis rintisan (start-up) terkadang lebih berfokus pada masalah teknis daripada pengembangan personal. Ini salah? Tentu saja tidak. Menjadi fokus pada bisnis yang secara teknis penting untuk meningkatkan kinerja bisnis. Tapi, layaknya sebagai pemimpin, baik kemampuan teknikal dan personal sangat diperlukan.
Dalam acara diskusi yang diadakan oleh CoHive Jakarta yang disebut “Kehadiran Eksekutif” (executive presence), yang dipresentasikan oleh Wiweko Adi Nugroho, Managing Director Lead & Beyond Consultant, beliau membagikan pengalamannya tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan bagaimana meningkatkan 'kehadiran' (presence) kepemimpinannya.
Know yourself first and how you want others to perceive you.
"Ketahuilah diri kita terlebih dahulu dan bagaimana kita ingin dilihat oleh orang lain."
Kira-kira itulah impresi yang saya tangkap dan tertanam dalam kepala saya.
Focus on your Personal Value
Value yang kita yakini tidaklah terlihat oleh orang lain, namun dapat ditampilkan dalam bentuk:
Attitude
Approach
Style
Melalui 3 (tiga) hal tersebut, maka orang dapat memproyeksikan Confident, Expert, Good Knowledge/Experience, Successful, sebagai seorang leader.
Untuk mencapai hal tersebut, kita dapat memulainya dengan 3 Three Universal Dimensions of Executive Presence.
1. Appearance (Penampilan)
Pepatah mengatakan "Jagan menilai orang dari tampilannya", tanyakan pada kiri kita, apakah ini benar? Mungkin beberapa orang mengatakan 'ya'/setuju, tapi tanpa disadari orang akan menilai penampilan kita pada awal pertemuan. Penampilan bisa menjadi Door Opener atau bisa juga menjadi Door Closer.
Beberapa hal yang diperhatikan agar dapat berpenampilan menarik.
- Be polished and groomed
Tidak harus mahal, kita dapat berpenampilan yang pantas. Seperti, memilih jenis pakaian yang cocok dengan bentuk tubuh kita, warna yang netral, dan berpenampilan yang sesuai dengan acara atau kegiatan yang dilakukan.
- Physically attractive, fit and slim
Bagaimanapun orang akan senang melihat seseorang yang terlihat bugar dan slim, karena terlihat sehat. Tidak perlu menjadi penggila olah raga, namun sempatkanlah berolahraga secara rutin, selain dapat menunjang penampilan, hal ini penting bagi kesehatan kita. Dan juga lakukan diet sehat atau kembali kepada hidup sehat agar dapat mendapatkan hasil yang maksimal.
- Simple, stylish clothes that position you for your next job
Berpenampilanlah sesuai posisi yang kita inginkan. Penampilan yang menunjukan jati diri dan menunjukan tujuan atau goal kita ke depan. Seseorang dengan penampilan yang konservatif tidaklah buruk, selama ia tau apa yang ia tuju untuk karirnya ke depan.
- Being tall
Memiliki tubuh yang tinggi memang merupakan satu kelebihan dan dapat membawa keuntungan. Dengan postur tubuh yang tinggi dapat membawa kita menjadi mudah terlihat dan menarik perhatian. Namun, bagi kita yang tidak memiliki postur tubuh yang tinggi, kita dapat mengakalinya dengan pemilihan bentuk dan motif pakaian agar tetap dapat 'terlihat'.
- Being youthful & Vigorous
Tidak harus berpakaian lebih muda dari umur kita, tapi aura yang ditampilkan adalah berjiwa muda dan selalu positif melihat kehidupan. Bagi yang sudah memasuki masa pensiun, pastikan mindset kita positif.
2. Communication (Komunikasi)
Seorang leader akan dilihat dari bagaimana ia berkomunikasi, tidak hanya dengan external customer, tapi juga denga internal customer, seperti kolega, atasan atau bawahannya. Aspek-aspek penting dalam komunikasi yaitu:
- Superior speaking skill
Ada waktunya leader akan menghadapi lawan bicara yang berbeda-beda. Di sinilah kemampuan berbicara yang baik diperlukan. Suka atau tidak suka, seorang leader pasti akan menghadapi situasi yang memerlukan kemampuan berbicara yang baik di depan umum, maka perlu adanya latihan dan jam terbang.
- Ability to Command a room
Reputasi kita akan berbicara sebelum masuk ke dalam ruangan. Kita perlu mencari info mengenai peserta yang hadir pada suatu acara ketika kita akan menjadi pembicara. Kita perlu mengetahui profil dari mereka (latar belakang, umur, pekerjaan, jumlah yang akan hadir, dll), sehingga informasi tersebut dapat berguna saat melakukan presentasi dan diskusi.
- Forcefulness (Persistence) & Assertiveness (Able to say No)
Forcefulness yakni dimana kita yakin kita benar, maka kita harus perjuangankan hal tersebut. Sedangkan Assertiveness, kemampuan kita mengatakan "Tidak" tanpa membuat orang lain tersinggung, namun perlu mengetahui waktu yang tepat / 'kapan' untuk mengatakan 'tidak'.
- Ability to read a customer & boss
Mampu untuk menganalisa keadan dari orang lain, baik customer atau boss. Lihatlah dari gesture dan raut wajahnya, sehingga kita dapat melakukan aksi selanjutnya untuk berkomunikasi dengan orang tersebut.
- Sense of humor & ability to banter
Kita perlu mengetahui bagaimana 'menantang' orang dengan cara yang menyenangkan sehingga kita dapat mengembangkan karakteristik pribadi tertentu agar benar-benar ditanggapi orang.
- Body language/Posture
Intonasi menjadi penting, serta postur tubuh saat berbicara. Kita perlu menyesuaikan antara bahasa, intonasi dan postur tubuh agar pesan kita tersampaikan.
Perhatikan pula Do and Don't terhadap kultur setempat dan lawan bicara. Pemilihan bahasa mungkin dapat menjadi faktor penting dalam berkomunikasi. Pastikan lawan bicara kita dapat menerima dan tidak tersinggung atas pemilihan bahasa yang kita gunakan.
3. Gravitas (Daya Tarik)
Sama seperti yang kita pelajari mengenai Fisika, kurang lebih arti dari Gravitas ini sendiri adalah daya tarik. Dalam hal ini, seberapa jauh gravitas kita dapat mempengaruhi orang lain. Kita perlu memperdalam gravitas kita, karena gravitas akan terlihat ketika kita berada pada saat situasi yang sulit, penuh konflik, kontroversial, tidak terbayangkan sebelumnya. Tidak semua orang dapat menghadapi hal tersebut. Bagaimana kita dapat tenang menghadapi situasi tersebut, diperlukan hal-hal pendukung sebagai berikut.
- Confident & Grace Under Fire
Percaya diri dan tetap tenang dalam mengambil keputusan pada situasi yang sulit.
- Decisiveness & showing the teeth
Cepat dalam mengambil keputusan, dan memungkinkan keputusan tersebut tidak populer. Mengambil keputusan dimana orang lain tidak berani mengambil keputusan.
- Integrity
Kesesuaian antara perkataan dan perbuatan yang diperlukan. Adanya Leader issue dapat mempengaruhi tampilan/image dari value perusahaan,
- Emotional Intelegence
Tanpa Emotional Intelligence (EI) dan People Skill, seseorang akan menjadi Robot, Arogan, dan lain-lain. Dengan kecerdasan emosional yang baik, kita dapat menghadapi segala situasi dengan lebih terkontrol dan mampu menghadapi berbagai keunikan pribadi dari lawan bicara.
- Reputation & Pedigree
Reputasi kita dapat dibentuk walau kita bukan keturunan keluarga ternama atau seorang public figure. Kita bisa membuat reputasi kepemimpinan kita dengan apa yang kita lakukan, seperti pemimpin yang suka travelling, penikmat makanan, suka olahraga, dll.
- Vision/Charisma
Sesorang yang visioner, presence-nya akan terasa. Leader harus dapat mendefine masa depan, maka tim kita akan respect dan membantu mereka melihat masa depannya. Sosok visioner leader seperti Steve Jobs, hingga saat ini 'kehadiran' sosok Steve Jobs tetap terasa. Leader juga perlu memiliki karisma yang baik.
Dengan dunia digital seperti ini, kita dapat menggunakan media sosial untuk menampilkan bagaimana orang melihat kita. Pastikan reputasi yang ditampilkan sesuai dengan pribadi kita.
Untuk mengetahui lebih detail lagi mengenai Three Universal Dimensions of Executive Presence silahkan klik di sini. Semoga bermafaat. ^_^
Salam,
Mugi
Comments